AHMAD HAFIDZ ZAINI
Kamis,7 April 2022 Pkl.08.30WIB
Myindonesia.news – Minyak terus naik pada Rabu (06/04) petang. Ancaman sanksi baru terhadap Rusia meningkatkan kekhawatiran masalah pasokan, melawan kekhawatiran atas permintaan yang lemah setelah terjadi peningkatan stok minyak mentah AS dan perpanjangan lockdown Shanghai.
Mengutip Reuters Rabu (06/04) petang, Amerika Serikat dan sekutunya pada Rabu menyiapkan sanksi baru terhadap Moskow atas dugaan pembunuhan warga sipil di Ukraina utara, yang digambarkan oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy sebagai “kejahatan perang.” Rusia membantah menargetkan warga sipil.
Harga minyak WTI kian naik 1,56% di $103,55 per barel pukul 17.25 WIB menurut data Investing.com dan harga minyak Brent naik 1,39% ke $108,12 per barel.
“Dengan meningkatnya tuduhan dan potensi sanksi baru Barat terhadap Rusia, pembalasan ekonomi Rusia lebih lanjut tampaknya tak terelakkan,” Sophie Lund-Yates, analis ekuitas utama di Hargreaves Lansdown (LON:HRGV) mengungkapkan.
“Kekhawatiran ini tidak diragukan lagi dimasukkan ke dalam tren harga minyak yang lebih tinggi, dengan volatilitas diperkirakan akan berlanjut saat situasi geopolitik berkembang.”
Usulan sanksi Uni Eropa, yang harus disetujui oleh 27 negara anggota blok itu, akan melarang pembelian batu bara Rusia dan mencegah kapal Rusia memasuki pelabuhan Uni Eropa.
Kepala Eksekutif Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan blok itu tengah mengerjakan sanksi tambahan, termasuk impor minyak.
Inggris juga mendesak negara-negara G7 dan NATO untuk menyetujui jadwal penghentian impor minyak dan gas dari Rusia.
Masalah pasokan yang berkembang menghapus penurunan harga sebelumnya akibat penguatan dolar, yang membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan peningkatan stok minyak mentah AS.
Indeks Dolar AS naik 0,13% di 99,555 pukul 17.29 WIB.
Kekhawatiran permintaan juga meningkat setelah otoritas negara importir minyak utama China memperpanjang tindakan lockdown di Shanghai yang mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu.
Sementara itu, negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) masih mendiskusikan berapa banyak minyak yang akan mereka keluarkan bersama-sama dari penyimpanan ke pasar, tiga sumber mengatakan kepada Reuters, dengan menambahkan bahwa pengumuman akan diketahui dalam beberapa hari mendatang.